Sabtu, 16 Maret 2019

Broken Home


Arthur besar di lingkungan yang penuh dengan ujaran kebencian. Ujaran yang mendidiknya sampai menjadi petarung ibukota, keras kepala.
Dibalik ketangguhan itu ada bayangan yang merusak ideologi sampai beranjak dewasa. Tidak akan bisa dihilangkan, karena memang sudah tertanam didalam dirinya sudah terbiasa dengan kebencian-kebencian lingkungannya; keluarga, kerabat, teman sebaya, bahkan orang yang seharusnya penuh ketulusan mengajarkan pengetahuan dunia fatamorgana, orang tua. Seolah sudah mendarah daging, ujaran kebencian itu sudah menjadi makanan sehari-harinya.
Semakin banyak mengkonsumsi kebencian Arthur akan menjadi pemuda petarung yang penuh ambisi dan keogoisan. Bukan soal materialis, bukan soal hedonis, tapi ini soal egosentris.
Buta kasih sayang....
Memang terkadang orang tua, guru hanya terus memaksa anaknya untuk terus berlari maju tanpa ketiadaan garis finish di depan. Apakah orang dewasa memang suka mengarahkan tanpa membimbing? Sepertinya iya.
Semakin mengalurnya hidup, tabiatnya akan tetap ikut; apa yang diajarkan sejak kecil. Bukan tidak bisa untuk dirubah, tapi dia harus mampu memaafkan dan melupakan masa lalu.
Semoga masyarakat tau, semakin kau mendidik dengan ujaran-ujaran busuk akan menjadikan seseorang hilang kasih sayang. Bukan, bukan ia tidak memiliki belas kasihan; sudah biasa sunyi merasuk jiwanya menyisakan kesedihan dan kehampaan. Tolong didik seorang anak dengan bijaksana. Bukan hanya membiayai sekolah atau menyediakan fasilitas. Tapi kasih sayang dan keikhlasan menjalani hidup penuh sosialitas. Untuk apa fasilitas mewah, harta berlimpah, tapi tidak pernah mendapat perhatian dan belas kasihan.
Terkadang seorang anak lebih memilih untuk bercerita dengan temannya yang ia rasa mampu menampung seluruh keluh kesah hatinya. Hatinya hanya perlu di dengarkan. Mereka hanya butuh tempat berbagi cerita suka maupun duka. Karena kenyamanan itu yang tidak mereka dapatkan dirumah, maka mereka lebih memilih mencari kenyamanan itu diluar yang mereka rasa memberi ketenangan. Lagi-lagi bukan masalah memiliki setampuk harta atau pendidikan yang layak, cobalah berbaik hati dengan waktu. Waktu yang kau perjuangkan mati-matian di lain sisi merugikan orang lain bahkan orang yang seharusnya mendapat apresiasi dari setiap usahanya.


Serial Kisah anak Pendosa

Cak.naim

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pahlawan tanpa Tanda Jasa

Tepat pada hari Kamis lalu 17 Oktober 2019, kami dan teman-teman segelintir orang dari pelbagai elemen masyarakat menghadiri 'Aksi Kam...