Jumat, 07 Juni 2019

SEBUAH INTERPRETASI

Tentang ketidak mampuan untuk move on dari masa lalu.

“Pendidikan hanya sebatas belajar; SD, SMP, SMA, bahkan Kuliah. Lalu Lulus bekerja untuk sukses. Selesai.” Doktrin bangsa kita.

Namun, pernahkan berpikir bahwa pendidikan untuk menjadi individu kritis yang menjunjung tinggi nilai-nilai kebenaran!? Bangsa ini terlalu takut untuk kehilangan masa depan. Maka lebih memilih bertahan dengan doktrin nenek moyang.

Seperti ungkapan Jack Ma “Di dunia ini orang yang paling sulit dilayani adalah orang yang bermental miskin.”

Dalam beberapa kasus pendidikan menjadi tolak ukur seseorang dalam meraih cita-cita.  Memang, dalam meraih masa depan harus dibekali  ilmu dan pengetahuan. Tapi apakah sebatas untuk mencari pekerjaan!?

Maka tidak heran di pelosok-pelosok nusantara masih beranggapan ‘Untuk apa sekolah tinggi-tinggi, nantinya kamu juga jadi petani.’  Doktrin inilah yang mengakar kuat dibenak masyarakat desa pada umumnya. Toh, orang kota sendiri beranggapan pendidikan untuk pekerjaan.

Kesuksesan memiliki nilai relatif sesuai pandangan masing-masing.

Sekian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pahlawan tanpa Tanda Jasa

Tepat pada hari Kamis lalu 17 Oktober 2019, kami dan teman-teman segelintir orang dari pelbagai elemen masyarakat menghadiri 'Aksi Kam...