Sabtu, 16 Maret 2019

RUMAH TANPA JENDELA

Karya: Asma Nadia

SINOPSIS
Rara, begitulah orang tuanya memberi nama. Gadis yang memiliki impian mempunyai jendela dirumahnya. Sederhana, tapi karena keterbatasan ekonomi yang menjadi penghalang bagi mimpi Rara.
Bagi Rara jendela adalah impian terbesar. Karena dari jendela ia mampu melihat matahari terbit, bintang-bintang, cerahnya langit, bahkan tetesan air hujan yang menempel dikaca. Tetapi ia harus membayar mahal untuk mewujudkan mimpinya itu.
Rara diasuh oleh neneknya. Ibu dan Ayahnya telah meninggal dunia. Ibunya meninggal karena sakit, Ayahnya meninggal saat menyelamatkan neneknya didalam rumah saat kebakaran. Mungkin itu menjadi tekanan batin terbesar bagi Rara yang masih belia. "Tuhan tidak adil, kenapa aku selalu diberikan kesulitan, tidak apa aku tidak mempunyai jendela, asal orang tuaku tetap ada". Rara tetap memilih melanjutkan hidup, apalagi dia harus mengasuh neneknya. Karena ia tau, ia sudah tidak memiliki keluarga lagi selain neneknya, apalagi neneknya sakit keras dan harus dirawat dirumah sakit. Walaupun begitu, rara adalah gadis yang periang, murah senyum, dan suka bermain. Ia dan teman-temannya suka bermain dipinggir jalan apalagi saat istirahat mengamen, dibawah derasnya hujan, bahkan di pekuburan tengah kota Jakarta yang menjadi lingkungan tempat tinggalnya.
Rara memiliki sahabat yang saling setia menemani, membantu, dan memberi semangat. Salah satunya adalah Aldo. Anak orang kaya yang mempunyai keterbelakangan mental. Tetapi sangat baik dan rendah hati. Kakanya mungkin tempramental, karena merasa malu mempunyai adik yang berbeda dengan anak lainnya. Pernah suatu ketika teman-teman rara main dirumahnya, berenang, memakan kue dan meminum teh hangat. Saat itu, kaka Aldo pulang kerumah bersama temannya dan melihat Aldo dan teman-temannya. "itu adik kamu, Din?". Karena merasa malu Andini memarahi Aldo, "Ngapain kamu disini!? Sana masuk ke kamar atau main dibelakang bikin malu saja". Walaupun begitu teman-teman Aldo tetap menemaninya, tidak pernah merasa malu memiliki teman seperti Aldo.
Selain itu Rara juga masih dapat merasakan bersekolah di sebuah Sekolah Rakyat pinggir perkuburan kampungnya yang diajarkan Ibu Alya seorang Mahasiswa yang sukarela membantu dan mengajarkan. Walaupun memang masih dibilang sangat jauh dari kategori sekolah pada umumnya, namun sitidaknya disana mereka masih dapat merasakan manisnya belajar.

KEUNGGULAN
Novel ini mampu membangun emosional dan kepekaan kita terhadap pendidikan dan perekonomian di negara kita khususnya. Terlebih mampu mendidik mental anak bangsa dalam menggapai cita-cita dan harapan, karena sekecil apapun harapan tanpa diusahakan maka tidak akan mampu untuk terwujud. Terkhusus bagi orang tua sebagai guru pertama bagi anak-anak mereka, didik dan ajarkan dengan kelembutan emosional. Karena dengan begitu seorang anak akan terbiasa dan terlatih dari sejak kecil dalam memaknai hidup. Bangunlah pondasi mental dan karakter seorang anak dengan bijak sana, karena soerang anak adalah ukiran orang tua.

KEKURANGAN
Walaupun demikian, novel ini terlalu monoton untuk alur cerita, dengan alur waktu yang sering kali berubah-ubah saat menceritakan kejadian. Membuat pembaca bingung dalam menggambarkan alur tempat kejadian tempat yang di maksud. Ditambah drama yang diceritakan sudah fams dikalangan masyarakat maka tidak terlalu amazing karena itu disebut juga drama populer.

IDENTITAS BUKU
Judul Buku : Rumah tanpa Jendela
Penulis : Asma Nadia
Editor : Triana Rahmawati dan Indriani Grantika
Cover : Resoluzy Media
Penerbit : Republika
Kota Terbit : Jakarta
Tahun Terbit : Oktober 2017
Ukuran Sampul : 23,5 x 20,5 Cm
Cetakan : ke-1
Tebal Halaman : 215 Hal
Jenis Novel : Drama Populer

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pahlawan tanpa Tanda Jasa

Tepat pada hari Kamis lalu 17 Oktober 2019, kami dan teman-teman segelintir orang dari pelbagai elemen masyarakat menghadiri 'Aksi Kam...