Jumat, 28 Juni 2019

MERDEKA BERARTI BERMANUSIA

Serial Kisah Anak Pendosa


Ini kisah tentang seorang pendaki yang lelah dengan kamuflase ibu kota. Tipu daya, kemunafikan, keegoisan, keangkuhan, dan segala sifat manusia yang tak bermanusiawi. Seolah semua diukur dengan harta dan jabatan. Sebegitu murahkan nilai kemanusiaan?

Sudahlah....
Terkadang memang benar, jika hatimu ingin di dengarkan maka pergilah... Jelajahilah dunia dan lihat dunia dari sudut pandang yang lebih indah.

Soe Hok Gie pernah berkata dalam pengembaraannya; “Dunia itu seluas langkah kaki. Jelajahilah dan jangan pernah takut melangkah. Hanya dengan itu kita bisa mengerti kehidupan dan menyatu dengannya.” Soe Hok Gie

Kenapa sih suka sekali di hutan dan gunung? Pasti tempat itu yang menjadi destinasi. Sudah tau cape, buang-buang biaya, tenaga, bahkan waktu.

..., Karena bagi saya disini kita mendapatkan ketenangan, kebebasan, nilai-nilai kemanusiaan, dan masih menjunjung tinggi moral & kemerdekaan. Di hutan dan gunung tidak ada pembatas antar kelas sosial, etnis, ras, budaya bahkan bangsa. Tidak akan ada yang menanyakan apa title mu, apa suku mu. Apa agama mu. Seberapa banyak harta mu. Lulusan mana; siswa, sarjana, pekerja. Kita semua sama ‘Penikmat Alam.’ Maka jangan pernah sombong, bung.

Karena sejatinya, kita tidak menakhlukan gunung. Justru gununglah yang menakhlukan kita; egosentris, fanatis, kapitalis tak berarti disana. Semakin kau menyombongkan dirimu, membesarkan kelebihan mu, maka semesta akan menampakan lebih jelas ketidakmampuan dan kelemahan mu.

Sudah mengertikan kenapa aku selalu pergi kesana?
Suatu saat, kau akan ku perkenalkan dengan semesta itu, guru  yang mengajarkan aku nilai kemanusiaan dan kemerdekaan. “Berproseslah dimanapun, dan jangan pernah takut dibatasi pergerakan mu.”


Cak.naim
Sekian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pahlawan tanpa Tanda Jasa

Tepat pada hari Kamis lalu 17 Oktober 2019, kami dan teman-teman segelintir orang dari pelbagai elemen masyarakat menghadiri 'Aksi Kam...