Serial Kisah Anak Pendosa
Ini kisah tentang seorang pendaki yang lelah dengan kamuflase ibu kota. Tipu daya, kemunafikan, keegoisan, keangkuhan, dan segala sifat manusia yang tak bermanusiawi. Seolah semua diukur dengan harta dan jabatan. Sebegitu murahkan nilai kemanusiaan?
Sudahlah....
Terkadang memang benar, jika hatimu ingin di dengarkan maka pergilah... Jelajahilah dunia dan lihat dunia dari sudut pandang yang lebih indah.
Soe Hok Gie pernah berkata dalam pengembaraannya; “Dunia itu seluas langkah kaki. Jelajahilah dan jangan pernah takut melangkah. Hanya dengan itu kita bisa mengerti kehidupan dan menyatu dengannya.” Soe Hok Gie
Kenapa sih suka sekali di hutan dan gunung? Pasti tempat itu yang menjadi destinasi. Sudah tau cape, buang-buang biaya, tenaga, bahkan waktu.
..., Karena bagi saya disini kita mendapatkan ketenangan, kebebasan, nilai-nilai kemanusiaan, dan masih menjunjung tinggi moral & kemerdekaan. Di hutan dan gunung tidak ada pembatas antar kelas sosial, etnis, ras, budaya bahkan bangsa. Tidak akan ada yang menanyakan apa title mu, apa suku mu. Apa agama mu. Seberapa banyak harta mu. Lulusan mana; siswa, sarjana, pekerja. Kita semua sama ‘Penikmat Alam.’ Maka jangan pernah sombong, bung.
Karena sejatinya, kita tidak menakhlukan gunung. Justru gununglah yang menakhlukan kita; egosentris, fanatis, kapitalis tak berarti disana. Semakin kau menyombongkan dirimu, membesarkan kelebihan mu, maka semesta akan menampakan lebih jelas ketidakmampuan dan kelemahan mu.
Sudah mengertikan kenapa aku selalu pergi kesana?
Suatu saat, kau akan ku perkenalkan dengan semesta itu, guru yang mengajarkan aku nilai kemanusiaan dan kemerdekaan. “Berproseslah dimanapun, dan jangan pernah takut dibatasi pergerakan mu.”
Cak.naim
Sekian.
Jumat, 28 Juni 2019
Jumat, 07 Juni 2019
SEBUAH INTERPRETASI
Tentang ketidak mampuan untuk move on dari masa lalu.
“Pendidikan hanya sebatas belajar; SD, SMP, SMA, bahkan Kuliah. Lalu Lulus bekerja untuk sukses. Selesai.” Doktrin bangsa kita.
Namun, pernahkan berpikir bahwa pendidikan untuk menjadi individu kritis yang menjunjung tinggi nilai-nilai kebenaran!? Bangsa ini terlalu takut untuk kehilangan masa depan. Maka lebih memilih bertahan dengan doktrin nenek moyang.
Seperti ungkapan Jack Ma “Di dunia ini orang yang paling sulit dilayani adalah orang yang bermental miskin.”
Dalam beberapa kasus pendidikan menjadi tolak ukur seseorang dalam meraih cita-cita. Memang, dalam meraih masa depan harus dibekali ilmu dan pengetahuan. Tapi apakah sebatas untuk mencari pekerjaan!?
Maka tidak heran di pelosok-pelosok nusantara masih beranggapan ‘Untuk apa sekolah tinggi-tinggi, nantinya kamu juga jadi petani.’ Doktrin inilah yang mengakar kuat dibenak masyarakat desa pada umumnya. Toh, orang kota sendiri beranggapan pendidikan untuk pekerjaan.
Kesuksesan memiliki nilai relatif sesuai pandangan masing-masing.
Sekian.
“Pendidikan hanya sebatas belajar; SD, SMP, SMA, bahkan Kuliah. Lalu Lulus bekerja untuk sukses. Selesai.” Doktrin bangsa kita.
Namun, pernahkan berpikir bahwa pendidikan untuk menjadi individu kritis yang menjunjung tinggi nilai-nilai kebenaran!? Bangsa ini terlalu takut untuk kehilangan masa depan. Maka lebih memilih bertahan dengan doktrin nenek moyang.
Seperti ungkapan Jack Ma “Di dunia ini orang yang paling sulit dilayani adalah orang yang bermental miskin.”
Dalam beberapa kasus pendidikan menjadi tolak ukur seseorang dalam meraih cita-cita. Memang, dalam meraih masa depan harus dibekali ilmu dan pengetahuan. Tapi apakah sebatas untuk mencari pekerjaan!?
Maka tidak heran di pelosok-pelosok nusantara masih beranggapan ‘Untuk apa sekolah tinggi-tinggi, nantinya kamu juga jadi petani.’ Doktrin inilah yang mengakar kuat dibenak masyarakat desa pada umumnya. Toh, orang kota sendiri beranggapan pendidikan untuk pekerjaan.
Kesuksesan memiliki nilai relatif sesuai pandangan masing-masing.
Sekian.
Langganan:
Postingan (Atom)
Pahlawan tanpa Tanda Jasa
Tepat pada hari Kamis lalu 17 Oktober 2019, kami dan teman-teman segelintir orang dari pelbagai elemen masyarakat menghadiri 'Aksi Kam...
-
Tentang ketidak mampuan untuk move on dari masa lalu. “Pendidikan hanya sebatas belajar; SD, SMP, SMA, bahkan Kuliah. Lalu Lulus bekerja u...
-
Tepat pada hari Kamis lalu 17 Oktober 2019, kami dan teman-teman segelintir orang dari pelbagai elemen masyarakat menghadiri 'Aksi Kam...
-
Arthur besar di lingkungan yang penuh dengan ujaran kebencian. Ujaran yang mendidiknya sampai menjadi petarung ibukota, keras kepala. Diba...